Headlines News :

BERITA BLOG

Total Tayangan Halaman

"Orang Kecil Berbicara"

TEMAN BLOGGING

    KOMENTAR DARI FACEBOOK

    www.facebook.com/suriadinata1

    KEGUNDAHAN ORANG KECIL (2)

    Nampaknya, Pemerintah SBY-Budiono bersikeras akan menaikkan harga BBM Bersubsidi, walau dimana-mana muncul gerakan menentangnya, baik yang dilakukan mahasiswa, buruh, LSM bahkan masyarakat biasa. Mereka menyadari bahwa dampak dari kenaikan BBM akan langsung dirasakan oleh kalangan yang berkemampuan menengah ke bawah, dan itu sudah terjadi. Harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari sudah merangkak naik. Beban hidup sehari-haripun menjadi naik pula. Alaaaa maaaa.....orang kecil yang sudah lemah ditambah lagi bebannya,,,,,,

    Atas beban itu, Pemerintah akan menggulirkan BLSM (Bantuan Langsung Sementara Miskin)  sebesar 150 ribu perbulan, dan akan dibayarkan tiga bulan sekali selama 9 bulan.
    DPR RI menolak rencana tersebut. Pasalnya, DPR menilai ada ketidakcocokan data antara perhitungan pemerintah dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan data pemerintah, kucuran BLSM sebesar Rp25,6 triliun cukup untuk 18,5 juta keluarga miskin. Sementara, menurut data BPS hanya terdapat 7,5 juta kepala keluarga atau 30 juta orang miskin, sehingga kucuran BLSM hanya sebesar Rp10 triliun.

    Namun, pemerintah seolah hirau dengan keberatan DPR itu. Pemerintah seolah tidak mempertimbangkan selisih jumlah tersebut dan tetap akan menyalurkan bantuan karena sudah menyiapkan kupon. Masalah yang kemudian muncul adalah seberapa tepat bantuan tersebut akan diterima masyarakat miskin?

    Jika dibandingkan, dana Rp25,6 triliun tersebut akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk memperbaiki ratusan sekolah yang rusak, membangun infrastruktur umum, dan menjadikan desa mandiri yang dapat dirasakan langsung masyarakat hingga pelosok.

    Sehingga, jangan sampai pembagian BLSM tahun 2012 itu gagal seperti BLT pada 2009. Sebab mengindikasikan hanya untuk menguntungkan sebuah partai politik dan bukan masyarakat miskin.

    Bantuan sebesar itu, bukan penyelesaian atas kesengsaraan masyarakat kecil, yang jelas "masyarakat miskin" dijadikan komoditi politik, dan terus akan dijadikan komoditi politik. Siapa bilang pemerintah berupaya menaikkan derajat kaum miskin agar tidak miskin ? Orang miskin akan tetap "dipelihara" agar tetap ada. Sebab kalau tidak ada rakyat miskin, tidak ada angka-angka yang gampang "dimainkan".

    KEGUNDAHAN ORANG KECIL (1)

    Sangat cape memperhatikan perkembangan saat ini. Hampir setiap hari yang disuguhkan di televisi adalah kekisruhan, baik kekisruhan politik, kekisruhan penegakkan hukum, kekisruhan ekonomi,kekisruhan sosial,.dan itu terjadi disemua level, baik di daerah maupun pusat. Lalu, mau bagaimana bangsa ini ?

    Menjelang kenaikan harga BBM yang katanya akan diberlakukan 1 April mendatang, muncul gerakan-gerakan penolakkan. Dimana-mana demo, baik mahasiswa, buruh bahkan masyarakat yang keberatan atas kenaikan tersebut. Disisi lain kelompok tertentu sibuk "memborong" premium di SPBU-SPBU dengan cara mengelabui petugas(atau memang bersekongkol), untuk ditimbun dengan tujuan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.

    Peristiwa tawuran antar warga, tawuran pelajar bahkan mahasiswa, sering terjadi .
    Yang menjadikan bulu kuduk meriding, saat ini yang namanya "membunuh, melukai, memperkosa" itu dengan mudah dilakukan orang. Terkadang hanya disebabkan persoalan spele.

    Pemakaian narkoba, merajalela dimana-mana. Ternyata bukan hanya kalangan anak dan remaja, bapak-bapak polisipun banyak yang terlibat. Padahal upaya pemberantasan sudah banyak dilakukan.

    Satu hal yang saya tidak habis pikir, katanya kita sedang mematangkan kehidupan berdemokrasi. Artinya, dalam kehidupan ini kita harus menghormati pendapat orang lain, orang bebas berbicara, orang bebas berserikat.Tetapi apakah kebebasan itu tanpa batas, sehingga menabrak hak-hak orang. Banyak contoh yang terjadi, dan patut dijadikan contoh (walaupun bukan untuk ditiru). Kelompok mahasiswa adalah kelompok intelektual yang diharapkan menjadi pilar bangsa dimasa mendatang,dengan kemampuan integritas keilmuan, moral dan semangat. Tapi, kenapa hanya persoalan pemilihan rektor yang bebeda, bisa terjadi anarkis ? Contoh lain : Pilkada. Sering terjadi bagi mereka yang kalah, terus melakukan protes dengan mengerahkan massa sebanyak-banyaknya, sehingga terkesan bahwa dengan demikian bisa mengubah putusan. Aneh sekali.
    Anarkis di DPRD Sumut

    Terlalu banyak bila diungkap semua. Yang jelas terasa saat ini, ada "ketidak sesuaian" antara cita-cita kemerdekaan dengan apa yang terjadi saat ini. Bangsa ini berjuang mendapatkan kemerdekaannya dari asing, untuk mendapatkan hak-hak hidup yang bermartabat berdasarkan keyakinan bangsa yaitu Pancasila.Dengan tujuan Indonesia yang berdaulat, maju, subur, adil dan makmur. Sehingga masuk akal,bila ada yang bertanya, "apakah saat ini Pancasila masih menjadi dasar bernegara kita ?"
    Banyak pula orang bertanya, apakah benar bahwa kehidupan bernegara kita saat ini terbebas dari kekuasaan dan kepentingan asing"?.

    Wallahu a'lam.

    Pengamat: Sekolah Abaikan Pendidikan Moral


       
    Pengamat: Sekolah Abaikan Pendidikan Moral
    Tawuran pelajar (ilustrasi) 
     
     MALANG -- Pengamat sosial Universitas Muhammadiyah Malang, Rinekso Kartono, mengatakan pendidikan moral dan etika dalam beberapa tahun terakhir mulai terabaikan dari pelajaran sekolah.
    "Sekarang ini sekolah-sekolah, terutama sekolah umum, hanya fokus untuk mengejar prestasi akademik. Pendidikan soal etika dan moral terabaikan," kata Rinekso, di Malang, Senin.

    Akibatnya, kata dia, anak didik secara perlahan mulai mengalami disfungsi sosial maupun etika. Mereka juga mulai berani menabrak etika dan norma-norma agama maupun masyarakat.

    Rinekso mengakui pendidikan moral dan etika memang bukan sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru di sekolah. Keberadaan dan contoh dari orang tua maupun lingkungan juga ikut berperan dalam memmbentuk sikap serta karakter anak.

    ''Namun demikian, pendidikan yang diterapkan di sekolah saat ini sangat jauh berbeda dengan proses dan sistem pendidikan di era tahun 1980-an. Selain mengejar prestasi akademik, nilai-nilai etika dan moral juga menjadi target keberhasilan sebuah proses belajar,'' katanya.

    Proses belajar yang hanya mengejar prestasi akademik membuat anak-anak jenuh dan "berat". Sehingga ketika ada kesempatan, mereka tidak lagi mampu mengontrol afektifnya. Mereka melampiaskan kejenuhannya mulai dari sekedar jalan-jalan di mal hingga nongkrong (hangout) di kafe-kafe.

    Sumber: Republika.co.id

    Inilah Contoh Hakim Yang Adil.


    Di ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk tercenung menyimak tuntutan jaksa PU terhadap seorang nenek yang dituduh mencuri singkong. Nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, dan cucunya kelaparan. Namun seorang laki yang merupakan manajer dari PT yang memiliki perkebunan singkong tersebut tetap pada tuntutannya, dg alasan agar menjadi cnth bagi warga lainnya.

    Hakim menghela nafas. dan berkata, “Maafkan saya, bu”, katanya sambil memandang nenek itu.

    ”Saya tak dapat membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jadi anda harus dihukum. Saya mendenda anda Rp 1 juta dan jika anda tidak mampu bayar maka anda harus masuk penjara 2,5 tahun, seperti tuntutan jaksa PU”.

    Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam. Namun tiba-tiba hakim mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil & memasukkan uang Rp 1 juta ke topi toganya serta berkata kepada hadirin yang berada di ruang sidang.

    ‘Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kepada tiap orang yang hadir di ruang sidang ini, sebesar Rp 50 ribu, karena menetap di kota ini, dan membiarkan seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk memberi makan cucunya.

    "Saudara panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kepada terdakwa.”

    sebelum palu diketuk nenek itu telah mendapatkan sumbangan uang sebanyak Rp 3,5 juta dan sebagian telah dibayarkan kepanitera pengadilan untuk membayar dendanya, setelah itu dia pulang dengan wajah penuh kebahagian dan haru dengan membawa sisa uang termasuk uang Rp 50 ribu yang dibayarkan oleh manajer PT yang menuntutnya.

    Semoga di indonesia banyak hakim-hakim yang berhati mulia seperti ini.
    sumber
     
    Support : YPK | JKR | JKR
    Copyright © 2010 okabe.com - All Rights Reserved
    JOKER JOKER Published by JOKER
    Proudly powered by POSTING